Selasa, 09 April 2019

NCP X: Service Oriented Architecture (SOA)


Nama               : Ida Ayu Shinta Dewi Paramitha
NIM                 : 1605551003
Dosen              : I Putu Agus Eka Pratama ST., MT.
Mata Kuliah     : Network Centric Principles
Kampus           : Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.


Pertemuan ini membahas mengenai Service Oriented Architecture (SOA) dan keterkaitannya dengan konsep Network Centric Principles (NCP) serta dengan kebutuhan enterprise.

Service Oriented Architecture (SOA) merupakan arsitektur berbasis layanan yang menjadi sebuah pendekatan dalam merancang desain sistem/software dengan setiap komponennya memberikan jenis layanan bisnis (service) tertentu.

Dalam level enterprise, diperlukan suatu sistem terintegrasi yang mana beberapa sistem dalam suatu kasus menjadi satu dalam penyediaan data dan informasi. Enterprise harusnya berfokus pada layanan sesuai dengan konsep SOA, dengan membuat sistem berorientasi pada layanan. Pembangunan sistem dengan SOA pada level yang lebih besar harus membicarakan layanan yang disediakan sebelum merancang kebutuhan sistem yang lainnya.


Contoh layanan pada SOA pada level yang lebih besar adalah pada sebuah sistem perbankan berbasis SOA seperti gambar di atas yang menyediakan layanan untuk pembayaran, transfer, mengecek status akun bank, dan lainnya. Dengan konsep SOA, layanan pada perbankan ini yang seharusnya dipertimbangkan terlebih dahulu dalam membangun sistem sebelum berbicara pada lapisan lainnya. Jadi, ketika merancang suatu sistem pada enterprise, yang perlu diperhatikan tidak hanya data melainkan bagaimana memberikan layanan kepada pengguna dengan baik.

Keterkaitan SOA dan NCP terletak pada kebutuhan jaringan dalam implementasi SOA. NCP menyediakan berbagai solusi untuk arsitektur jaringan, konten, data, hingga keamanannya, yaitu dengan konsep CDN, NCN, dan ICN. SOA dan NCP ini yang dapat dipadukan untuk kebutuhan enterprise yang lebih baik.

Sumber:
I Putu Agus Eka Pratama. PPT NCP dan SOA.






NCP IX: Content Delivery/Distributed Network (CDN)


Nama               : Ida Ayu Shinta Dewi Paramitha
NIM                 : 1605551003
Dosen              : I Putu Agus Eka Pratama ST., MT.
Mata Kuliah     : Network Centric Principles
Kampus           : Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.


Pertemuan ini membahas mengenai Content Delivery/Distributed Network (CDN) dan keterkaitannya dengan Network Centric Principles (NCP). Seperti ICN dan NCN/NDN yang telah dibahas sebelumnya, CDN merupakan solusi yang dapat diimplementasikan pada NCP dengan menawarkan kelebihannya dari hosting atau server konvensional.


Content Delivery/Distributed Network merupakan suatu jaringan dengan sejumlah node, yaitu server atau komputer, yang tersebar secara fisik di sejumlah tempat dan bersama-sama memberikan layanan kepada pengguna dari sebuah layanan berbasis web.

Seperti yang diketahui bahwa kini jaringan internet menyediakan berbagai konten, data, dan informasi dari berbagai layanan dan mendorong kebutuhan pengguna untuk mendapatkan sebuah jaringan yang lebih handal. CDN pada implementasi NCP tentu penting mengingat CDN merupakan suatu jaringan yang tidak dibatasi oleh geografi. Penyebaran node secara fisik pada CDN yang membedakannya dari pengiriman konten dan data pada web dan hosting konvensional non CDN. Web atau hosting konvensional menyediakan layanan kepada pengguna secara terpusat yang mana permintaan pengguna dikirim ke sebuah server atau komputer pusat, hal ini berbeda dengan layanan yang ditawarkan dengan CDN.




CDN dalam memberikan layanan pada umumnya dan seharusnya berbasis Cloud Computing seperti yang terlihat pada gambar di atas. Cloud servers yang terhubung dengan server utama tersebar dan terdistribusi ke seluruh dunia sehingga permintaan dari pengguna dengan letak geografis manapun akan dikirim ke cloud server terdekat untuk melayani permintaan tersebut dari sisi konten. Penggunaan CDN yang berbasis ini menjadikan layanan lebih handal (reliable) dan dapat mengatasi permasalahan yang muncul pada penggunaan layanan non CDN yang terpusat, seperti RTO, trafik macet, keamanan, latency, delay, jitter, dan kekurangan dalam kehandalan lainnya.

CDN dapat digunakan pada semua layanan dan aplikasi berbasis web, seperti layanan web hosting, layanan social media dan social network, web bisnis, E-commerce/mobile commerce, E-business, ERP, web militer, web pemerintahan, web sekolah dan kampus, layanan kesehatan dan publik, game online, entertainment dan lainnya.

Adapun penggunaan CDN dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu membuat sendiri jaringan CDN dalam Cloud dan menggunakan layanan hosting berbasis CDN, baik dari lokal maupun luar negeri. Membuat jaringan CDN sendiri dalam Cloud perlu mempertimbangkan budget atau biaya, SDN yang handal, serta regulasi tempat.

Sumber:
I Putu Agus Eka Pratama. PPT NCP dan CDN.





Senin, 25 Maret 2019

NCP VIII: NCP dan NCN/NDN


Nama               : Ida Ayu Shinta Dewi Paramitha
NIM                 : 1605551003
Dosen              : I Putu Agus Eka Pratama ST., MT.
Mata Kuliah     : Network Centric Principles
Kampus           : Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.


Pertemuan ini membahas mengenai Named Centric Network (NCN) atau Named Data Network (NDN) sebagai lanjutan dari pertemuan sebelumnya yang membahas mengenai ICN. Seperti yang diketahui bahwa jaringan kini penuh dengan konten, data, dan informasi, sehingga penggunaan NDN ini bertujuan sebagai arsitektur jaringan baru yang mampu menangani komunikasi point to point secara lebih baik, beserta dengan data dan penamaannya di dalamnya. Dengan NDN, pengguna tidak perlu mengetahui DNS mana yang menerjemahkan dari IP public ke host atau sebaliknya. Berikut gambaran dari NCN/NDN.

Gambar diatas merupakan penggambaran proses kerja NCN/NDN dalam jaringan internet yang berfokus pada keamanan konten di dalam jaringan tersebut sehingga konten yang diminta oleh pengguna bersifat reliable. Project NDN (https://named-data.net/project/) mempelajari tantangan teknis yang harus diatasi untuk memvalidasi NDN sebagai arsitektur jaringan (internet) masa depan dengan komunikasi yang bersifat scalable, caching otomatis, skalabilitas routing, fast forwarding, keamanan jaringan, serta perlindungan konten dan privasi.

Alur Paket Arsitektur NDN

Berbeda dengan arsitektur IP yang menggunakan alamat IP dalam melakukan pengiriman, NDN menggunakan named data dalam arsitekturnya. Komunikasi dalam NDN dikendalikan oleh ends receiving yaitu data consumer. Consumer dalam menerima data akan mengirimkan paket Interest yang membawa nama untuk mengidentifikasi potongan data yang dapat ditransmisikan dalam satu paket data. Router menyimpan semua interest dalam Pending Interest Table (PIT) dan akan mengingat antarmuka dari permintaan yang datang kemudian meneruskan paket Interest dengan melihat nama di FIB yang berisi kumpulan nama berbasis protokol routing. NDN FIB merekam informasi dari routing dan data plane sehingga dapat menyediakan adaptive forwarding untuk meneruskan Interest menuju data producer. Setelah Interest mencapai node N yang memiliki data yang diminta, node N akan mengembalikan paket data yang berisi nama dan konten ke consumer. Proses forwarding pada router NDN dapat mendeteksi kesalahan jaringan dengan mengamati lalu lintas dua arah dari paket Interest dan paket data, dan mencari beberapa alur alternatif tanpa loop. Mekanisme adaptive forwarding ini berbeda dengan IP mekanisme IP forwarding yang mengikuti satu jalan yang dipilih dari proses routing tanpa kemampuan adaptasinya sendiri.

Sumber:
Ahdan, Syaiful. 2016. Overview Keamanan pada Jaringan NDN. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
I Putu Agus Eka Pratama. PPT NCP dan NCN/NDN.
UCLA REMAP. 2013. What is NDN?. Diakses dari https://named-data.net/2013/07/03/what-is-ndn/ pada 25 Maret 2019.
Yi, Cheng, Alexaner Afanasyev, Lan Wang. Adaptive Forwarding in Named Data Networking. Diakses dari https://named-data.net/publications/p62-yi/ pada 25 Maret 2019.

NCP VI: Information Centric Network (ICN)


Nama               : Ida Ayu Shinta Dewi Paramitha
NIM                 : 1605551003
Dosen              : I Putu Agus Eka Pratama ST., MT.
Mata Kuliah     : Network Centric Principles
Kampus           : Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.


Pertemuan ini membahas mengenai Information Centric Network (ICN) dan keterkaitannya dengan NCP. Seperti yang diketahui bahwa jaringan, terutama internet, yang sering digunakan kini penuh dengan konten, data, dan informasi dari berbagai layanan atau aplikasi. Solusi ICN dalam NCP ini muncul dari tingginya permintaan untuk tingkat skalabilitas yang tinggi dan efisiensi dalam distribusi konten atau informasi.

ICN sendiri merupakan suatu pendekatan dalam mengembangkan infrastruktur internet dari paradigma host-centric berdasarkan konektivitas abadi dan prinsip end-to-end, menjadi arsitektur jaringan yang berfokus pada informasi atau konten atau data. Konsep ICN fokus terhadap informasi itu sendiri, bukan lokasi penyimpanan informasi tersebut maupun representasi fisiknya. Konsep ini lebih lanjut disebut dengan Information Object (IO), yang mana setiap IO memiliki beberapa representasi berbeda dan kemudian akan muncul beberapa salinan yang berbeda dari setiap representasi tersebut untuk disimpan pada server, client node, atau cache. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa sebuah IO mengacu pada kelompok dari semua representasi dan salinan dari informasi yang sama.


Gambar di atas menunjukkan garis besar pengertian ICN yang merupakan paradigma dengan fokus pada informasi. Terlihat bahwa dalam suatu jaringan akan ada koneksi, host, dan salinan dari suatu informasi, baik terpercaya atau tidak. ICN harus memastikan bahwa pengguna mendapatkan data, informasi, dan konten yang terpercaya dari penyedia yang terpercaya. Hal ini berkaitan dengan keamanan, privasi, dan kenyamanan. Untuk memastikan hal tersebut dapat dicapai, perlu diperhatikan beberapa hal, seperti memastikan keamanan dan otentikasi semua node dalam jaringan, memastikan penyedia layanan dan konten terpercaya, desain topologi jaringan, serta penamaan yang baik (DNS).

Terdapat beberapa pendekatan untuk Information Centric Network (ICN) ini, yaitu Content Centric Networking (CCN), Publish-Subscribe Internet Routing Paradigma (PSIRP), Network of Information (NetInf), dan Data-Oriented Network Architecture (DONA). Gambar berikut merupakan desain dari pendekatan NetInf.



Pada NetInf, IO (Information Object) dipublikasikan ke dalam jaringan dan terdaftar dalam NRS (Name Resolution Service). Ketika terdapat suatu request atau permintaan, router NetInf dapat meneruskan permintaan tersebut ke NRS untuk mendapatkan locators atau bisa juga langsung meneruskan permintaan tersebut ke pemilik IO, tergantung bagaimana router mengetahui letak IO tersebut. IO kemudian dikirim kembali ke peminta melalui rute yang sama dan akan disimpan atau disembunyikan dalam cache pada setiap node yang dilewati dalam rute tersebut.

Sumber:
Ahlgren, Bengt & Dannewitz, Christian & Imbrenda, Claudio & Kutscher, Dirk & Ohlman, Börje. (2012). A Survey of Information-Centric Networking. IEEE Communications Magazine - IEEE Commun. Mag.. 50. 26-36. 10.1109/MCOM.2012.6231276.
Alvarez, F., et al. (2012). The Future Internet: Future Internet Assembly 2012: From Promises to Reality, Springer Berlin Heidelberg.
I Putu Agus Eka Pratama. PPT NCP dan ICN.


Minggu, 03 Maret 2019

NCP V : Software Defined Networking (SDN)

Nama               : Ida Ayu Shinta Dewi Paramitha
NIM                 : 1605551003
Dosen              : I Putu Agus Eka Pratama ST., MT.
Mata Kuliah     : Network Centric Principles
Kampus           : Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.


Pertemuan ini membahas lebih lanjut mengenai SDN yang sebelumnya telah dibahas pada pertemuan IV bersama dengan Net Centric Warfare, disertai dengan Pratik sederhana menggunakan Mininet di Linux Ubuntu.

Software Defined Networking atau SDN ini sendiri merupakan arsitektur yang bertujuan untuk membangun jaringan yang cepat dan fleksibel. SDN merujuk pada konsep atau paradigma baru dalam merancang, mengelola, dan mengimplementasikan jaringan, terutama untuk mendukung kebutuhan dan inovasi di bidang ini yang semakin lama semakin kompleks.

Virtualisasi
Sama halnya dengan Cloud Computing, kekuatan utama dari SDN adalah virtualisasi yang artinya implementasi SDN di level software akan membentuk virtualisasi IAAS (Infrastructure as a Service) Cloud. Tujuan virtualisasi ini sendiri adalah membuat versi virtual atau maya dari suatu sumber daya sehingga pada satu sumber daya secara fisik dapat dijalankan atau disimpan beberapa sumber daya maya sekaligus, dengan syarat untuk kerja masing-masing sumber data maya tersebut tidak berbeda secara signifikan dengan sumber daya fisiknya. Virtualisasi dapat dilakukan terhadap sistem operasi (misalnya penggunaan virtualbox), media penyimpanan, aplikasi, hardware, jaringan, dan layanan di jaringan.

Virtualisasi hardware dapat dimungkinkan karena perkembngan teknologi hardware yang pesat sehingga kemampuan sebuah sumber daya fisik berada jauh di atas tuntutan penggunaannya yang mengakibatkan sebagian besar waktu atau kapasitasnya tidak terpakai (idle), yang mana kapasitasi ini lah yang bisa digunakan oleh cloud untuk virtualisasi. Kapasitas atau kemampuan lebih ini didayagunakan dengan menjalankan atau menyimpan beberapa sumber daya maya atau virtual sehingga dapat menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi.

Hypervisor
Berbicara mengenai layer, di dalam virtualisasi juga memiliki layer yang perlu ditambahkan untuk mewujudkan virtualisasi yaitu satu layer perangkat lunak hypervisor. Hypervisor ini bertindak sebagai Virtual Machine Manager (VMM) yang melakukan abstraksi dari perangkat keras fisik menjadi perangkat keras virtual untuk mendistribusikan beban kerja dari semua mesin virtual (VM) ke masing-masing perangkat keras secara proporsional sehingga tanpa adanya hypervisor akan menyulitkan aplikasi untuk melakukan virtualisasi.

Gambar di atas merupakan layer akses pada prosesor, yang mana dapat dilihat bahwa layer paling bawah (Ring 0) merupakan sistem operasinya (OS) dan layer paling atas adalah aplikasi, sedangkan Hypervisor berada di tengah sebagai pengatur ekseksusi langsung (direct execution) dari user dan OS requests ke perangkat keras host.

Praktik Sederhana Menggunakan Mininet di Linux Ubuntu
Mininet merupakan emulator berbasis CLI yang digunakan untuk membuat sebuah topologi jaringan pada Software Defined Network (SDN). Konsep virtualisasi pada Mininet adalah ketika membuat perangkat-perangkat jaringan secara virtual dan mampu mengkoneksikan perangkat-perangkat jaringan tersebut menjadi suatu topologi jaringan yang utuh.

Praktik yang akan dilakukan kali ini bertujuan untuk membuat single topologi dengan 3 host. Langkah pertama adalah melakukan instalasi Mininet di Linux Ubuntu dengan perintah sudo apt-get install mininetSetelah proses instalasi selesai, selanjutnya adalah membuat single topologi 3 hosts tanpa terhubung ke controller dengan perintah:
sudo mn --mac --topo single,3 --switch ovsk –controller=remote


Untuk memeriksa topologi yang telah dibuat tersebut digunakan perintah net untuk melihat semua interface network yang ada.


Perintah tersebut akan menampilakn semua interface yang ada pada topologi yang telah dibuat. Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa topologi pada praktik ini terdiri dari 3 hosts. Terlihat juga link pada setiap host tersebut. Selanjutnya adalah melihat semua informasi node dengan perintah dump seperti pada gambar berikut.


Perintah di atas dimaksudkan untuk melihat informasi node, seperti alamat IP yang telah diberikan sebelumnya dengan perintah mac saat membuat topologi baru. Selain itu terlihat juga informasi berupa PID atau ID proses untuk setiap host.

Untuk keluar dari Mininet dapat menggunakan perintah quit.



Senin, 18 Februari 2019

NCP III : Network Centric Operations Industry Consortium (NCOIC)


Nama               : Ida Ayu Shinta Dewi Paramitha
NIM                 : 1605551003
Dosen              : I Putu Agus Eka Pratama ST., MT.
Mata Kuliah     : Network Centric Principles
Kampus           : Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.


Setelah membahas mengenai pengantar NCP, artikel ini akan membahas mengenai wadah atau organisasi yang mengatur tentang NCP, yaitu NCOIC atau Network Centric Operations Industry Consortium. Seperti yang telah diketahui bahwa kini net centric telah berkembang pesat dan dimanfaatkan dalam berbagai bidang, seperti bidang militer, pemerintahaan, hingga perusahaan atau organisasi besar lainnya. Maka dari itu dibentuklah suatu wadah atau standar penggunaan mengenai NCP, yaitu NCOIC (www.ncoic.org)

NCOIC merupakan organisasi konsorsium internasional yang fokus terhadap pengembangan dan pemanfaatan NCP di dunia. Badan ini dibentuk sebagai wadah komunikasi antara pengguna, vendor, maupun stakeholder lainnya yang berperan dalam implementasi NCP. NCOIC juga mengatur mengenai standarisasi, regulasi, serta protokol-protokol yang mendukung penggunaan NCP.

Tujuan dibentuknya NCOIC ini adalah untuk meningkatkan pertukaran informasi antar komunitas atau kelompok, serta meningkatkan produktivitas, interaksi, keamanan, dan kenyamanan dalam pengembangan dan pemanfaatan network centric.

Bagan NCP dan NCOIC


Bagan di atas merupakan ilustrasi dari alur NCOIC yang bisa terjadi berbeda-beda di tiap perusahaan. Terlihat pada bagan tersebut alur NCOIC terdiri dari principles, requirements, architecture, design, build dan integration, dan diakhiri dengan test dan evaluation.

Prinsip NCP dan NCOIC
Terdapat 5 prinsip penggunaan NCP dalam NCOIC, antara lain sebagai berikut.
1. Dinamis – Semua entitas di dalam NCP harus mampu mendukung environment dan behaviour yang dinamis.
2. Global – Penerapan NCP harusnya bersifat global yang tidak dibatasi platform, sistem operasi, aplikasi, maupun device.
3. Eksplisit – Semua informasi yang ditampilkan bersifat eksplisit atau jelas sehingga mudah dipahami.
4. Simetrik – Relasi dan entitas bersifat simetris dari sisi struktur yang mana entitas dari organisasi harus saling terhubung.
5. Entitas – Setiap entitas dalam organisasi memiliki identitas atau pengenal yang berbeda sehingga bersifat unik.

Minggu, 10 Februari 2019

NCP Part II: Network Centric Principles (NCP) dan Information Enterprise (IE)


Nama               : Ida Ayu Shinta Dewi Paramitha
NIM                 : 1605551003
Dosen              : I Putu Agus Eka Pratama ST., MT.
Mata Kuliah     : Network Centric Principles
Kampus           : Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.


Artikel ini akan melanjutkan pembahasan mengenai Network Centric Principles yang mana terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan penerapan NCP disertai dengan pembahasan mengenai hubungan NCP dan Information Enterprise (IE). Adapun hal-hal yang berkaitan dengan NCP adalah sebagai berikut.
- Routing dan Switching
Seperti yang disebutkan pada artikel sebelumnya, NCP merupakan konsep cerdas berbasis jaringan komputer, yang mana dalam jaringan komputer terdapat routing dan switching. Routing merupakan proses mengirimkan paket-paket data antar jaringan menggunakan suatu perangkat, yaitu router. Sedangkan switching merupakan proses untuk menghubungkan beberapa perangkat sehingga dapat saling bertukar paket data. Perangkat yang digunakan dalam proses ini disebut switch.
Dalam NCP yang juga berkaitan dengan kebutuhan enterprise, pemanfaatan routing dan switching dalam hal ini perlu memperhatikan kebutuhan masing-masing enterprise, seperti perancangan jaringan komputer dalam enterprise tersebut, baik dalam topologinya, pembagian jaringan, maupun kebutuhan perangkat.
- Service Provider
Service provider merupakan penyedia jasa sambungan komunikasi, salah satunya penyedia jasa sambungan internet. Service provider dalam NCP penting karena berperan sebagai penyedia layanan. Namun NCP sendiri juga diperlukan dalam service provider karena seperti yang diketahui bahwa layanan yang disediakan oleh service provider akan selalu berjalan.
- Data Center
Data center atau pusat data merupakan fasilitas yang digunakan untuk menempatkan sistem komputer dan komponen-komponen terkait, seperti sistem telekomunikasi dan penyimpanan data. Data center ini berguna untuk penyimpanan data dalam jumlah besar yang mana dapat dijadikan backup apabila suatu bencana terjadi. Kaitan NCP dengan data center ini bekerja dalam hal computing untuk menjaga kredibilitasnya. NCP berperan dalam menangani security secara sistem, namun tidak dapat menangani ancaman di luar sistem seperti bencana alam.
- Security
          Keamanan merupakan hal penting yang patut diperhatikan jika berkaitan dengan NCP serta hubungannya dengan enterprise. Seperti yang diketahui bahwa NCP berkaitan dengan keamanan data, khususnya untuk menjaga integritas data. Keamanan dalam NCP berbeda dengan keamanan jaringan biasa. Keamanan pada jaringan biasa tersebut diadopsi oleh keamnan dalam NCP namun ditambahkan dengan keamanan di sisi proses bisnis.
- Linux
Linux merupakan sistem operasi open source yang banyak digunakan yang mana dengan sifatnya yang open source tersebut, source code Linux dapat dimodifikasi, digunakan, dan didistribusikan kembali secara bebas oleh siapapun. Sistem operasi Linux sudah banyak digunakan di berbagai bidang, salah satunya implementasi ke bidang IOT, contohnya sensor. Jika dikaitkan dengan NCP, bisa dilihat dari implementasinya di bidang militer yang mana negara-negara maju telah mengembangkan teknologi untuk meningkatkan kualitas strategi mereka. Kernel dan sistem operasi yang dibenamkan pada teknologi tersebut adalah Linux.

NCP dan IE
Setelah membahas mengenai NCP beserta hal-hal terkait, selanjutnya akan dibahas mengenai NCP dan kaitannya dengan enterprise. Seperti yang diketahui bahwa kini data dan informasi dalam jumlah besar bertebaran di internet seiring dengan teknologi yang berkembang pesat. Sama halnya di kalangan Information Enterprise yang menggunakan teknologi berbasis data dengan memberikan informasi skala enterprise yang memiliki nilai jual.

IE juga berhubungan dengan Information Business (IB) yang mana bisnis pada era digital lebih berorientasi pada informasi. Terdapat 3 jenis IB dengan core competencies, antara lain sebagai berikut.
Information Content
Core Competence: Information gathering (pengumpulan informasi) dan application programming skill.
Information Appliance
Core Competence: Strategic sourcing, public awareness, scabability, information portability.
Information Transport
Core Competence: Network Management, interactive communication, billing system, IT infrastructure platform.

Information enterprise (IE) ini disusun oleh 3 elemen yang dapat direpresentasikan sebagai core competencies yang disebutkan sebelumnya. Adapun 3 elemen tersebut, yaitu.
Information Processing – meliputi information creation, update, content distribution, dan storage of information.
Office Technologies – menyediakan teknologi yang digunakan berupa perangkat dan alat, seperti PC, OS, software, dan kemampuan untuk mengolah informasi.
Telecommunications – menyediakan layanan untuk saling berkomunikasi dengan jaringan komputer, akses internet, dan lainnya yang membantu terdistribusinya informasi.

IE dan Interoperability
Interoperability merupakan kemampuan sistem atau unit untuk menyediakan layanan dan menerima layanan dari sistem atau unit lain sehingga dapat menjalan proses dan beroperasi bersama secara efektif tanpa terkendala oleh perbedaan yang ada. IE dan interopability berhubungan dengan technical dan operational. Technical interopability berhubungan dengan hal-hal teknis, sedangan operational interopability merupakan jalan proses operasional.