Nama : Ida Ayu Shinta Dewi Paramitha
NIM : 1605551003
Dosen : I Putu Agus Eka Pratama ST., MT.
Mata Kuliah : Network Operating System
Kampus : Program Studi Teknologi Informasi,
Fakultas Teknik, Universitas Udayana.
Pertemuan ke-11
membahas mengenai cloud computing
secara umum dan bagaimana peranan NOS pada teknologi cloud computing serta terapannya.
Cloud computing
adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer ('komputasi') dan pengembangan
berbasis internet. Teknologi ini merupakan suatu metoda komputasi di mana
kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan sehingga
pengguna dapat mengaksesnya lewat internet tanpa mengetahui apa yang ada
didalamnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur
teknologi yang membantunya. (Wikipedia)
Menurut
sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasi IEEE Internet Computing, Cloud Computing adalah suatu paradigma
di mana informasi secara permanen tersimpan di server pada internet dan
tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet,
notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain.
Selain itu, menurut
NIST (National Institute of Standard and Technology),
dalam draftnya yang berjudul ‘The NIST Definition of Cloud Computing’, Peer Meel
and Timothy Grance mendefinisikan Cloud Computing
sebagai sebuah model yang memungkinkan adanya penggunaan sumber daya (resource) secara bersama - sama dan
mudah, menyediakan jaringan akses dimana - mana, dapat
dikonfigurasi,
dan layanan yang digunakan sesuai keperluan. Hal ini berarti layanan pada Cloud Computing dapat disediakan dengan
cepat dan meminimalisir interaksi dengan penyedia layanan
Cloud Computing.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa cloud computing
adalah teknologi yang memberikan hak akses kepada pengguna komputer untuk menjadikan
internet sebagai pusat pengelolaan data dan aplikasi atau sebagai tempat yang
menyediakan layanan untuk berbagi sumber daya (resource).
Model Deployment
Berdasarkan
definisi NIST tersebut, Cloud Computing memiliki
4 model deployment atau model penyebaran, yaitu:
1. Public Cloud (Interner)
Public Cloud merupakan layanan
Cloud Computing yang disediakan untuk
masyarakat umum. Pengguna bisa langsung mendaftar ataupun memakai layanan yang
ada. Banyak layanan Public Cloud yang
gratis, dan ada juga yang perlu membayar untuk bisa menikmati layanannya.
Contoh Public Cloud yang gratis:
GoogleMail, Facebook, Twitter, Live Mail, dan lainnya. Contoh Public Cloud yang
berbayar: Sales Force, Office365, GoogleApps, dan lainnya.
Keuntungan: Pengguna tidak perlu berinvestasi untuk merawat serta membangun
infrastruktur, platform, ataupun aplikasi. Pengguna hanya perlu memakai secara
gratis (untuk layanan yang gratis) atau membayar sebanyak pemakaian (pay as you go). Dengan pendekatan ini,
kita bisa mengurangi dan merubah biaya Capex (Capital Expenditure) menjadi Opex (Operational Expenditure).
Kerugian: Sangat tergantung dengan kualitas layanan internet yang digunakan.
Jika koneksi internet mati, maka tidak ada layanan yang dapat diakses. Untuk
itu, perlu dipikirkan secara matang infrastruktur internetnya.
2. Private Cloud (Intranet)
Private Cloud adalah
layanan cloud computing yang
disediakan untuk memenuhi kebutuhan internal dari organisasi atau perusahaan.
Biasanya departemen IT akan berperan sebagai service provider (penyedia layanan) dan departemen lain menjadi service consumer. Sebagai service provider, tentu saja Departemen
IT harus bertanggung jawab agar layanan bisa berjalan dengan baik sesuai dengan
standar kualitas layanan yang telah ditentukan oleh perusahaan, baik
infrastruktur, platform, maupun aplikasi yang ada.
Keuntungan: Menghemat bandwidth
internet ketika layanan itu hanya diakses dari jaringan internal. Proses bisnis
tidak tergantung dengan koneksi internet, akan tetapi tetap saja tergantung
dengan koneksi jaringan lokal (intranet).
Kerugian: Investasi besar, karena perusahaan harus menyiapkan sendiri infrastrukturnya.
Selain itu, dibutuhkan tenaga kerja untuk merawat dan menjamin layanan berjalan
dengan baik.
3. Hybrid Cloud
Gabungan dari
layanan Public Cloud dan Private Cloud yang tetap merupakan suatu
entitas unik, namun saling terikat bersama oleh standarisasi atau kepemilikan
teknologi yang memungkinkan data diakses secara portable. Dengan Hybrid Cloud, dapat dipilih proses
bisnis mana yang bisa dipindahkan ke Public
Cloud dan proses bisnis mana yang harus tetap berjalan di Private Cloud.
Keuntungan: Keamanan data terjamin karena data dapat dikelola sendiri, lebih
leluasa untuk memilih mana proses bisnis yang harus tetap berjalan di private cloud dan mana proses bisnis
yang bisa dipindahkan ke public cloud
dengan tetap menjamin integrasi dari keduanya.
Kerugian: Untuk aplikasi yang membutuhkan integrasi antara public cloud dan private cloud, infrastruktur internet harus dipikirkan secara
matang.
4. Community Cloud
Layanan Cloud Computing yang dibangun eksklusif
untuk komunitas tertentu, bisa berasal dari organisasi yang mempunyai perhatian
yang sama atas beberapa hal, misalnya standar keamanan, aturan, compliance, dan
sebagainya. Community Cloud ini bisa
dimiliki, dipelihara, dan dioperasikan oleh satu atau lebih organisasi dari
komunitas tersebut, pihak ketiga, ataupun kombinasi dari keduanya.
Keuntungan: Bisa bekerja sama dengan organisasi lain dalam komunitas yang
mempunyai kepentingan yang sama. Melakukan hal yang sama bersama-sama tentunya
lebih ringan daripada melakukannya sendiri.
Kerugian: Ketergantungan antar organisasi jika tiap-tiap organisasi
tersebut saling berbagi sumber daya.
Jenis Layanan
Berdasarkan
defiisi NIST, Cloud Computing memiliki 3 jenis layanan, antara lain:
1. IaaS
(Infrastruktur)
Cloud Infrastructure as a Service (IaaS) merupakan kemampuan yang diberikan kepada konsumen untuk meningkatkan
kapasitas dalam hal pengelolaan sistem komputasi, seperti server dan unit-unit
pengolahan lainnya, peningkatan media penyimpanan, peningkatan trafik jaringan,
dan sumber daya lain yang mendasari sistem komputasi dimana penggunanya dapat
menyebarkan dan menjalankan perangkat lunak secara bebas, yang dapat mencakup
sistem operasi dan aplikasi. Secara mendasar, para pengguna tidak mengetahui
lokasi fisik perangkat yang mereka kelola, pengelolaan dan pengendalian
sepenuhnya melalui infrastruktur cloud yang disediakan oleh penyedia jasa
layanan ini. Akan tetapi, pengguna diberikan pengendalian penuh terhadap sistem
komputasi, sistem operasi, media penyimpanan dan aplikasi yang mereka gunakan.
Namun demikian, pengguna dibatasi pengontrolannya yaitu hanya pada komponen
jaringan yang dipilih. Contoh industri yang menawarkan layanan IaaS adalah
Amazon Elastic Compute Cloud (Amazon EC2). Amazon EC2 adalah jenis cloud delivery service IaaS menggunakan
layanan web yang menyediakan kapasitas komputasi dapat diatur berdasarkan
kebutuhan (resizable).
2. PaaS
(Platform Pengembangan Software)
Cloud Platform as a Service
(PaaS) merupakan kemampuan yang diberikan kepada konsumen untuk menyebarkan
aplikasi yang dibuat konsumen atau diperoleh ke infrastruktur cloud computing menggunakan bahasa
pemrograman dan peralatan yang didukung oleh provider. PaaS menyediakan layanan aplikasi lapisan
arsitektur cloud untuk membangun, menguji dan menyebarkan aplikasi yang sedang
pada tahapan pengembangan. Konsumen tidak mengelola atau mengendalikan
infrastruktur cloud yang mendasar
termasuk jaringan, server, sistem operasi, atau penyimpanan, namun memiliki
kontrol atas aplikasi yang disebarkan dan memungkinkan aplikasi melakukan hosting konfigurasi. Contoh industri
yang menawarkan layanan PaaS adalah Google AppEngine. Google’s AppEngine adalah
sebuah platform untuk para pengembang program aplikasi yang di-hosting pada Googles cloud.
3. SaaS
(Software)
Cloud Software as a Service
(SaaS) merupakan kemampuan yang diberikan kepada konsumen untuk menggunakan
aplikasi penyedia dapat beroperasi pada infrastruktur cloud. Aplikasi dapat diakses dari berbagai perangkat klien melalui
antarmuka seperti web browser (misalnya, email berbasis web). Konsumen tidak
mengelola atau mengendalikan infrastruktur cloud
yang mendasar termasuk jaringan, server, sistem operasi, penyimpanan, atau
bahkan kemampuan aplikasi individu, dengan kemungkinan pengecualian terbatas
terhadap pengaturan konfigurasi aplikasi pengguna tertentu. Contoh industri
yang menawarkan layanan SaaS adalah Google Apps. Contoh layanan Google yang
termasuk kategori ini adalah Google gmail. Layanan ini menawarkan pengguna
untuk melakukan hosting email mereka di server Google.
Keunggulan Penggunaan Cloud
Ada 5 alasan
mengapa harus memilih cloud, yaitu:
1. Keamanan
(Secure)
2. Kehandalan
(Reliable)
3. Hemat,
sesuai dengan kebutuhan (on demand)
4. Mudah
digunakan, mudah disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, baik perorangan maupun
enterprise
5. Cloud
memiliki dukungan yang berlimpah, baik dari komunitas open source, enterprise, ataupun vendor.
Karena cloud bersifat multiplatform, cloud bisa
digunakan di perangkat, sistem operasi, atau vendor apapun.
Selain itu, seperti
yang diketahui bahwa Google bukan lagi sekedar search engine, namun Google merupakan sebuah platform tersendiri yang
mengakomodasi sebanyak mungkin, baik perangkat, aplikasi, ataupun sistem
operasi yang menggunakan internet. Untuk backup server yang digunakan adalah
Linux, Solaris, dan MySQL.
Dari hal-hal
tersebut, hampir semua cloud menggunakan
platform open source karena dapat
digunakan pada sistem operasi manapun. Adapun produk open source yang digunakan untuk cloud adalah OpenStack.
Implementasi Cloud
Implementasi
cloud pada NOS dapat digunakan sistem operasi FreeBSD dan Linux, selain karena
sudah banyak digunakan, kedua sistem operasi tersebut lebih aman dan stabil.
Dan aplikasi yang digunakan adalah OpenStack. Untuk mencoba implementasinya,
dapat dilihat pada halaman berikut.
Refrensi.
I Putu Agus
Eka Pratama. 2018. PPT Cloud Computing.